Tuesday, May 28, 2013

Orasi Ilmiah: Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie di ITS

"Yang Penting adalah Keseimbangan antara kepentingan manusia dan kehidupan flora-fauna kalau keseimbangan itu diganggu akan terjadi bencana"
~Prof. Habibie~

 

Sebuah tayangan yang cocok kita nikmati bersama keluarga dan sahabat serta orang-orang terkasih kita.

Selamat Menyaksikan.

Mendirikan  PT PAL Indonesia: Visi Maritim Indonesia


PT PAL INDONESIA (PERSERO), bermula dari sebuah galangan kapal yang bernama MARINE ESTABLISHMENT (ME) dan diresmikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1939. Setelah kemerdekaan, Pemerintah Indonesia menasionalisasi Perusahaan ini dan merubah namanya menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL). Pada tanggal 15 April 1980, Pemerintah mengubah statusnya dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas sesuai. Jabatan Direktur Utama sejak PAL berstatus Perum di pegang Habibie sampai pada Maret 1998.

Industri Perkapalan Indonesia sampai era 1970-an masih terbelakang. Galangan-galangan di sini baru menghasilkan kapal-kapal bertonase 1000 ton ke bawah. Mereka pun lebih berkonsentrasi pada pemeliharaan dan perbaikan kapal (harkan). Sementara perusahaan-perusahaan pelayaran nasional skeptis terhadap kemampuan galangan lokal, sehingga lebih suka memanfaatkan jasa galangan pembangun dan harkan di mancanegara.

Di tengah kondisi demikian, sejak 1977, Suleman Wiriadidjaja  menjadi aktor di belakang B.J. Habibie dalam mengembangkan Penataran Angkatan Laut (PAL), Surabaya, menjadi pusat keunggulan dan ujung tombak industri perkapalan di Indonesia. Guna memacu dan mempromosikan kemampuan galangan dalam negeri.

Habibie bertujuan mendirikan PT PAL sebagai salah satu industri strategis dengan dengan harapan pada galangan inilah nantinya akan dibuat kapal teknologi canggih dan sesuai dengan kebutuhan kapal di Indonesia. Beliau berkali kali menekankan bahwa pada bidang maritim hanyalah jalan untuk meningkatkan ekonomi bagi daerrah daerah terpencil di dindonesia khususnya pada kawasan terpencil.

Fasilitas Ship Building Plant (SBP) di PT PAL adalah yang tercanggih di Asia Tenggara. Bahkan sejumlah pakar perkapalan menilai disainnya nyaris sempurna. Jerman yang industri maritimnya lebih tua saja baru belakangan membangun SBP secanggih yang dimiliki PT PAL.

Performa SBP yang mulai dibangun pada tahun 1984 itu tak lepas dari peran Habibie dan Suleman. Mereka tak sekadar menuangkan ide untuk membangunnya, tapi juga gigih memperjuangkan idenya sampai menjadi kenyataan. Habibie dan Suleman meyakinkan para penentu keputusan (baik keputusan politik maupun keputusan soal pembiayaan) bahwa proyek SBP tersebut rasional.

Sesuai dengan kebutuhan PT PAL untuk memproduksi kapal secara efisien. Sejalan pula dengan upaya mengangkat PT PAL sebagai pusat keunggulan industri maritim di Asia Tenggara.

Selama di Direksi PAL, Suleman, pada saat itu memegang jabatan Koordinator Kegiatan, memperoleh kepercayaan penuh dari Habibie untuk mengendalikan operasional dan mengambil langkah-langkah guna mengembangkan PAL.

Habibie bersama Suleman, menyiapkan proyek pertama pembuatan kapal berskala nasional. hasilnya dalam pembangunan kapal barang umum dengan ukuran 3000DWT. Pada saat itu PT PAL masih dalam taraf dalam belajar dalam memproduksi barang sehingga dilakukan kerjasama dengan Mitsui Engineering dan Shipbuilding Jepang untuk membangun kapal skala nasional tersebut.

KAPAL  PATROLI  CEPAT BUATAN PT PAL



Specifications  :

Length Overall: 58,10 m
Length Waterline : 54.20 m
Breadth: 7.62 m
Depth: 4.75 m
Speed Max: 30 knots
Displacement: 454 Ton
Complement: 42 persons
Main Engine: 2 X 4130 HP

Proyek yang digagas oleh Habibie dan Suleman ini menghasilkan produk unggulan kapal buatan dalam negeri, yakni kapal kelas Caraka Jaya dan kapal kelas Palwo Buwono.

Kapal Caraka Jaya General Cargo 3.650 DWT, kini menjadi tulang punggung industri pelayaran nasional.

Selain mendirikan PT PAL dan industri teknologi tinggi lain, B.J. Habibie selaku Menristek/Ketua BPPT mengemukakan pemikirannya bahwa untuk memajukan industri, perlu optimalisasi riset dalam bidang industri yang bersangkutan. Untuk mendukung industri perkapalan nasional, dirasa perlu untuk membangun laboratorium hidrodinamika skala nasional. Habibie menyetujui proposal dari ITS agar LHI dibangun di dekat kampus ITS Sukolilo, Surabaya. Pertimbangannya, LHI akan lebih efektif karena dekat dengan lingkungan kampus (yang memiliki Fakultas Teknologi Perkapalan).

Kalau LHI dibangun di Sukolilo, berarti memudahkan mahasiswa ITS untuk melakukan kerja praktek dalam pengujian hidrodinamika. Dan staf ITS bisa melakukan penelitian di LHI, tanpa meninggalkan tugas mengajarnya. Pertimbangan lain, dekat pula dengan PAL yang kala itu dalam proses pengembangan untuk menjadi sentra industri perkapalan di Indonesia.


Deklarasi Bunaken: 

Mengembalikan Kejayaan Maritim Indonesia Pada tanggal 26 september 1998 di atas kapal “KRI Teluk Banten” Presiden Republik Indonesia pada saat itu , BJ Habibie mendeklarasikan sebuah gerakan perubahan visi dan misi pembangunan indonesia yang lebih dikenal dengan nama deklarasi bunaken yang berisi sebagai berikut: 

Laut adalah karunia Tuhan yang harus kita lindungi, pelihara dan lestarikan lingkungannya. 

Laut Nusantara bersama darat dan udara diatasnya merupakan ruang dan wadah kesatuan dan persatuan bangsa yang harus kita bela dan pertahankan keutuhannya.

Laut yang mengandung kekayaan alam beraneka ragam merupakan potensi yang harus dimanfaatkan se-optimal mungkin untuk kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. 

Laut adalah peluang, tantangan dan harapan untuk masa depan persatuan, kesatuan dan pembangunan bangsa Indonesia. 

Maka dengan ini, atas nama seluruh bangsa Indonesia, saya menyatakan bahwa: 

Mulai saat ini Visi Pembangunan dan persatuan nasional Indonesia harus juga berorientasi kelaut. 

Semua jajaran pemerintah dan masyarakat hendaknya juga memberikan perhatian untuk pengembangan, pemanfaatan, dan pemeliharaan potensi kelautan Indonesia.

Salam Indonesia Bisa.


Bung Deni Nugraha, Seorang Sahabat sedang mengunjungi Pantai Santolo

Kunjungi Juga:

http://www.pal.co.id/v5/index.php [PT PAL]

http://www.its.ac.id/ [ITS]

Ucapan Terima Kasih Kepada: 

1. Andri Yudhi Prawira, Studied Marine Engineering at Sepuluh November Institute of Technology in Surabaya, Indonesia.

2. Ridwan Firdaus, S.Pd., Studied Geography Education at Jakarta State University in Jakarta, Indonesia.

Monday, April 1, 2013

Space Transportation System Technology V





  • SPACE SHUTTLE CHRONOLOGY


  • Kuncinya Semangat Ilmiah dan Strategi Penerapan Kebijakan Sains Teknologi Melalui Pemudayaan Pendidikan Serta Kewirausahaan. Membangun masyarakat berbasis pengetahuan, saat ini telah menjadi keinginan hampir semua bangsa di dunia, baik yang tergolong maju maupun yang tengah berkembang dan terbelakang.

    Banyak negara kemudian berhasil, namun tidak sedikit yang masih kandas.


    Dalam meraih kemajuan berbasis Iptek, tiap negara telah menerapkan strategi dan taktik yang berbeda-beda, serta yang terpenting lagi adalah Politik Sains dan Teknologi yang memihak rakyat. Hal ini disebabkan karena strategi penerapan sains-teknologi sangat erat terkait dengan budaya dan sistem politik secara umum (termasuk politik ekonomi) suatu negara.

    Politik Sains dan Teknologi akan berdampak positif bagi perekonomian suatu bangsa manakala unsur-unsurnya saling menunjang satu sama lain (compatible), dan pelaksanaanya sangat didukung secara substansial (bukan hanya secara legal) oleh political power bangsa tersebut. Dan, yang tak kalah pentingnya adalah politik sains-teknologi yang tepat dan selaras itu dilaksanakan secara konsisten dari satu periode pemerintahan ke pemerintahan berikutnya.

    Sebagai contohnya, ketika Presiden AS John F. Kennedy pada tahun 1960-an mengambil keputusan untuk membuat program “Pergi ke Bulan”, pada dasarnya ia telah menentukan Strategi Iptek bagi bangsanya dengan jangkauan visi jauh ke depan.

    Politik Iptek yang tampaknya tidak memberikan nilai ekonomis (karena mengandung sunk-cost) ini, dalam perkembangannya di kemudian hari berhasil menciptakan sistem ekonomi baru, yaitu sistem ekonomi berbasis ilmu pengetahuan (Knowledge Based Economy) dengan terobosan Iptek di bidang mikroelektronika, komputer, robotik, material baru, dan bioteknologi.

    Para Entrepreneur muda yang berbasis Iptek (Ilmuwan cum wirausahawan) AS memanfaatkan peluang ini dan berhasil membentuk para kapitalis/konglomerat kecil (golongan menengah) yang kuat, yang lahir dari proyek-proyek inkubator seperti di Silicon valley.

    • CONTRACTORS

    • ACRONYMS AND ABBREVIATIONS

    • METRIC CONVERSION TABLE

    • NEWSROOM REFERENCES


    • Program ke Bulan juga dilaksanakan oleh Uni Soviet pada waktu itu, tetapi dampaknya tidak mampu menggerakan perekonomian nasionalnya seperti AS. Hal ini terutama disebabkan karena politik Iptek "Pergi ke Bulan” Uni Soviet tidak di dukung oleh sisitem politik dan ekonominya sehingga para pelaku ekonomi di negara tersebut tidak bisa memanfaatkan peluang yang ada.

      Dampak yang dirasakan terbatas pada pengembangan Iptek Perang.

      Masyarakat tidak bisa memetik buah dari politik Iptek itu karena kendala sistem politik dan sistem perkonomian yg tertutup sehingga tidak mungkin lahir entrepreneur yang mampau menangkap kesempatan pasar.

      Lain halnya dengan jepang, dengan kemampuan yg luar biasa dalam bidang riset terapan (applied research) mereka memilih cerminan politik Iptek “meniru” karena mampu menerapkan strategi copiying to catch up tanpa mengembangkan (basic research) secara totalitas.

      Dengan cara ini Jepang mampu menjadi kekuatan ekonomi kompetitif, stretegi iptek meniru Jepang ini banyak diikuti oleh negara-negara maju baru, seperti Korea Selatan, China, Malaysia dan India.

      Bagaimana dengan Indonesia?

      Source:

      http://science.ksc.nasa.gov/

      Kennedy Space Center: Science, Technology and Engineering

      Wednesday, March 20, 2013

      Space Transportation System Technology IV









        Sumpah Palapa:

        Sira Gajah Madapatih Amangkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada:

        "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, TaƱjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa". 


        • MISSION EVENTS SUMMARY


          • DISPLAYS AND CONTROLS

          • SPACE TRANSPORTATION SYSTEM PAYLOADS



            • NASA CENTERS AND RESPONSIBILITIES


            • ORBITER APPROACH AND LANDING TEST PROGRAM


            • Bersambung

              Monday, March 4, 2013

              Space Transportation System Technology III






              "REBUT KEMBALI JAM KERJA! WUJUDKAN KEMBALI KARYA NYATA YANG PERNAH KITA MILIKI UNTUK PEMBANGUNAN PERADABAN INDONESIA! BANGKITLAH, SADARLAH ATAS KEMAMPUANMU! "
              ~Prof. B. J. Habibie~

              Dalam melaksanakan cita-cita luhur bangsa Indonesia, Masyarakat Ilmiah Antariksa Indonesia baiknya mengembangkan empat kegiatan utama yaitu pengembangan teknologi kedirgantaraan yang difokuskan pada empat pilar berikut:

              1. Pengembangan satelit beserta berbagai komponennya di ruas bumi dan antariksa, pengembangan roket peluncur satelit, spin off ilmu dan teknologi peroketan untuk kegiatan pertahanan dan keamanan, serta pengembangan teknologi pesawat terbang yang mampu berperan mengisi konektivitas antar daerah di Nusantara serta berbagai pesawat untuk kepentingan trasportasi, pertahanan, olah raga, pengembangan ilmu pengetahuan, serta survey dan pemetaan.

              2. Pengembangan kemampuan nasional dalam pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk pemantauan bumi dan pemantauan atmosfer. Dalam pengembangan kemampuan tersebut, Masyarakat Ilmiah Antariksa Indonesia harus fokus pada pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional untuk melayani kebutuhan data dari seluruh Indonesia, pengembangan model-model pemanfaatan untuk pengelolaan sumberdaya alam dan mitigasi bencana, serta pembangunan pusat informasi pemantauan bumi dan atmosfer untuk membantu penanganan bencana dan pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia.

              3. Pengembangan kemampuan nasional dalam memantau dinamika yang terjadi di antariksa dengan fokus pada pemantauan aktivitas matahari dan dampaknya terhadap kegiatan telekomunikasi, navigasi, dan berbagai kegiatan lainnya di bumi serta pemantauan benda jatuh antariksa.

              4. Penyusunan kebijakan untuk pengelolaan sumberdaya dirgantara dan memperkuat kegiatan nasional dan kerjasama internasional dalam bidang kedirgantaraan.
              Bersambung

              Wednesday, February 20, 2013

              Space Transportation System Technology II







              • SOLID ROCKET BOOSTERS


                • EXTERNAL TANK


                  • SPACE SHUTTLE COORDINATE SYSTEM

                  • ORBITER STRUCTURE


                    • ORBITER PASSIVE THERMAL CONTROL


                    • ORBITER PURGE, VENT AND DRAIN SYSTEM

                    • ORBITER FLIGHT CREW ESCAPE SYSTEMS


                      • CREW EQUIPMENT



                      • “Mystery creates wonder and wonder is the basis of man's desire to understand.”
                        ~Neil Armstrong~


                        • SPACE SHUTTLE ORBITER SYSTEMS

                        • Bersambung